Alasan Jokowi Perintahkan Beli Alat Mekanik Lokal yang Lebih Mahal Rp 5 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka-bukaan soal perbandingan harga produk lokal dan impor di e-katalog. Salah satu yang dicontohkan Jokowi yaitu alat mekanik impor yang harganya mencapai Rp 22,9 juta.

Sementara, alat mekanik dalam negeri juga tersedia di e-katalog. Hanya saja, harganya jauh lebih mahal Rp 5 juta dibandingkan impor, yaitu mencapai Rp 28 juta.

“Tetap beli yang produk dalam negeri, jangan alasannya lebih murah, yang impor lebih murah, enggak,” kata Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah, 14 Juni 2022.

Jika harga terpaut sedikit seperti alat mekanik ini, kata dia, tetap saja beli produk dalam negeri. Sebab, kata dia, nilai tambah dan lapangan kerja dari produk tersebut justru ada di dalam negeri.

Perintah ini disampaikan Jokowi saat membahas keberadaan produk impor di e-katalog. Ia sebelumnya menerima laporan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) soal pembelian 842 produk impor di e-katalog.

Padahal, saat ini sudah sudah ada produk lokal yang bisa menggantikan 842 produk impor tersebut. “Untuk apa itu? Coret 842 itu. Drop, kalau memang produknya sudah ada,” kata dia.

Berikutnya Jokowi mencontohkan mesin jahit low speed dengan harga impor Rp 13 juta dan lokal Rp 12,8 juta. “Apa sih bedanya, lebih murah jelas, udah tutup mata beli yang produk dalam negeri itu,” kata dia.

Jokowi menyebut tak lagi menerima alasan yang lain-lain soal ini. “Alasan satu warga merah, yang satu warna putih, saya senang warna putih, enggak ada, beli yang putih,” kata eks Gubernur DKI Jakarta ini.

Lalu ada juga produk pipa oksigen yang harga impor Rp 8.300 dan lokal Rp 6.900. Akan tetapi masih saja institusi dalam negeri membeli produk impor. “Alasannya ada saja, kualitasnya pak, speknya pak enggak pas, kayak kita ini orang enggak ngerti masalah spesifikasi,” ujar Jokowi menyindir.

Jokowi pun kembali menceritakan kejengkelannya pada lima tahun yang lalu. Kala itu BUMN yang diperintah untuk membeli pipa menyatakan tak ada spesifikasi, nomor, dan kualitas produk lokal yang sesuai. Sehingga, BUMN itu mau tak mau harus impor.

Akan tetapi ketika Jokowi ke pabrik pipa, ternyata produk yang dicari BUMN tersebut ada di sana. Pabrik ini juga sudah mengekspor pipa ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. “Ini kan sekali lagi kita ini orang pintar-pintar, tapi melakukan hal yang sangat bodoh sekali, maaf,” kata dia.

Sumber : Tempo

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

51 + = 54