Menkes Sebut Beberapa Alkes Sudah 100 Persen Produksi Dalam Negeri

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan ketersediaan beberapa alat kesehatan (alkes) sudah diproduksi 100 persen di dalam negeri.

“Alkes yang sudah produksi sendiri dan ditutup impornya 100 persen, yakni tempat tidur pasien di rumah sakit,” kata Menkes dalam acara Fasilitasi Pengembangan Alkes Produksi UMKM untuk Ketahanan Alkes Nasional, di Solo, Jumat (19/8/2022).

Menurutnya, kecanggihan tempat tidur pasien produksi lokal yang bisa diatur pergerakannya secara elektrik, tak kalah dengan produk luar negeri.

Selain itu, kata Budi, pihaknya juga menyiapkan pengadaan 300.000 alat antropometri dalam negeri untuk mengukur panjang bayi, tinggi anak, dan berat bayi untuk program stunting di 300.000 Posyandu di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, alat antropometri dahulu diperoleh melalui impor. Namun, para ahli dari perguruan tinggi seperti UI, ITB, dan UGM kemudian duduk bersama untuk mendesain alat itu, sehingga saat ini bisa diproduksi sendiri alias tidak perlu lagi untuk impor.

Lebih lanjut, Menkes mengungkapkan tiga program besar dalam transformasi ketahanan kesehatan nasional, yakni penyediaan alat-alat kesehatan, obat-obatan, dan tenaga cadangan kesehatan.

“Intinya, jika ada pandemi lagi, negara sebesar Indonesia tidak bisa bergantung dari negara lain,” ujarnya.

Menkes menambahkan, pemerintah juga bisa menyiapkan keterlibatan UMKM pada pengadaan sekitar 50 hingga 60 persen produksi obat-obatan dan alkes mulai dari hulu ke hilir, di dalam negeri.

Khusus untuk alkes yang canggih, misalnya CT Scan yang tidak dimiliki Indonesia, solusinya bisa mengundang para pemilik teknologi agar mau berproduksi di dalam negeri.

Investor bisa hadir untuk membuat pabrik ke sini karena Indonesia mempunyai potensi 270 juta penduduk.

“Itu sebabnya kenapa kita luncurkan program seperti ini. Buat teman-teman UMKM, berapa besar dari 50-60 persen. Indonesia itu per orang belanja kesehatannya sekitar US$112 per tahun per orang. Rata-rata usia hidupnya 72 tahun. Malaysia per orang US$423, rata-rata usia hidupnya 76 tahun,” jelas Menkes.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan bahwa UMKM secara bertahap harus bisa memenuhi kebutuhan alkes menggantikan produk impor dengan produk dalam negeri.

“Kita bisa mulai alkes yang teknologi sederhana. Meskipun, alkes yang teknologi menengah dan tinggi, sudah bisa dikerjakan. Kami baru berkunjung di ATMI Solo, dan Politeknik yang bisa menjadi mitra lalu produksi Alkes bisa UMKM,” kata Teten.

Dia menambahkan soal ekosistem pembiayaan untuk sudah disediakan. Untuk ini, nanti bisa kolaborasi dengan Menkes, alkes mana yang bisa diproduksi di dalam negeri.

sumber : bisnis.com

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *