Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis produk UMKM Indonesia bisa berkontribusi sebanyak 17% terhadap total ekspor pada 2024. Saat ini, sumbangannya baru menyentuh angka 15,65%.
Porsi ekspor produk UMKM Indonesia kini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Korea Selatan sebesar 19,7%, Malaysia 17,3%, dan Thailand sebesar 28,7%. “Kami menyambut baik upaya berbagai pihak yang turut mendorong kontribusi ekspor UMKM terus meningkat,” ucap Teten dalam pernyataan resmi yang diterima pada Jumat (16/12).
Menurut Teten, ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor yaitu, kualitas, kuantitas yang terkait logistik, dan literasi. Dalam mengatasi berbagai kendala dan tantangan tersebut, Kemenkop UKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.
Dia mengatakan, perlu terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor.
“Di mana market demand-nya ada, karena banyak pula komoditas produk UMKM yang diekspor tapi ekosistemnya belum baik, harus diperbaiki bersama seluruh pihak,” terang Teten.
Dia menekankan, sebesar 96% lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro. Namun, karena lapangan kerja yang tersedia juga harus berkualitas, ia pun mendorong usaha mikro lebih lagi dan naik kelas, sehingga kapasitas maupun kualitas produknya yang dihasilkan berkualitas.
Teten mendorong pembiayaan kepada UMKM bukan hanya modal kerja, tetapi juga investasi untuk meningkatkan kapasitas. Di dalam negeri, Pemerintah aktif meningkatkan belanja UMKM dengan target 40% tahun ini.
“Tapi Presiden Jokowi memberikan arahan angka tersebut terus ditingkatkan. Saya yakin kita bisa berhasil dan mampu menyerap lebih dari 40% produk UMKM. Termasuk UMKM yang masuk dalam rantai pasok industri dan BUMN,” kata dia.
Pemerintah juga terus mengampanyekan konsumsi produk UMKM sebab hal itu terbukti di capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 mencapai 5,7%, yang sekitar 54% ditopang oleh konsumsi rumah tangga melalui belanja produk dalam negeri.
Sumber : Investor