PINOTI, Program Kemenperin Untuk Optimalkan Industri Kecil Menengah Agar Melek Teknologi

Kementerian Perindustrian sebagai garda terdepan pemerintah dalam pembangunan industri, terus berupaya untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19. Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah mengoptimalkan peran industri kecil dan menengah (IKM) sebagai sektor usaha yang mendominasi di Indonesia.

“Selama ini, IKM telah menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kapasitasnya agar bisa berdaya saing di kancah global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (25/4).

Menperin mengemukakan, pertumbuhan positif pada industri nasional juga karena ditopang kinerja sektor IKM yang gemilang. “Dibanding sektor ekonomi lainnya, industri memberikan kontribusi paling besar bagi PDB nasional, dengan capaian 17,36% pada tahun 2021,” ungkapnya.

Saat ini sektor industri telah menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama perekonomian nasional dimana kontribusinya pada tahun 2021 sebesar 17,36% dari GDP Nasional dengan pertumbuhan perekonomian mampu mampu menembus angka 3,67%.

Untuk meningkatkan peran IKM melalui penerapan teknologi, Kemenperin melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) telah menyusun programyang dinamakan Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi (PINOTI).

“PINOTI merupakan program yang ditujukan untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan sektor IKM melalui optimalisasi teknologi seperti fasilitasi diagnostik, solusi teknologi, mentoring, sertifikasi, pengujian produk dan fasilitasi kekayaan intelektual guna menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing,” papar Kepala BSKJI, Doddy Rahadi.

Doddy menyampaikan, seluruh Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah binaan BSKJI, siap menampung aspirasi seluruh pelaku industri di Indonesia dalam upaya memacu produktivitas, kualitas dan efisiensi dalam proses pengolahan dan sistem produksinya. Saat ini, BSKJI memiliki 11 Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri serta 12 Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri.

“Kami menyadari bahwa IKM memiliki ragam produk yang sangat banyak. Untuk itudiharapkan dapat mengisi wilayah pasar yang luas dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat serta memiliki ketahanan terhadap berbagai krisis yang terjadi,” tuturnya.

Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (Pusat OPTIKJI) Heru Kustanto menjelaskan, perkembangan teknologi yang semakin pesat perlu dimanfaatkan oleh para pelaku IKM nasional untuk menjalankan usahanya agar bisa bertahan dengan menyesuaikan bisnis ke arah yang lebih produktif dan efisien. “Oleh sebab itu, peranan teknologi industri menjadi penting dalam mewujudkannya IKM yang mandiri dan berdaya saing,” ujarnya.

Dalam rangka mempermudah proses pendaftaran peserta PINOTI dan mentoring, Pusat OPTIKJI telah mengembangkan sistem informasi melalui website yang nantinya dapat di akses secara mudah oleh para pelaku IKM. “Di dalamnya terdapat beberapa menu dan penjelasan yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut,” imbuh Heru.

Heru menambahkan, program PINOTI juga memberikan fasilitasi penguatan industri khususnya para wirausaha baru industri melalui penyediaan cooworking space, optimalisasi pemanfaatan teknologi, capacity building seperti pelatihan teknis dan manajemen, tes pasar, pameran, sertifikasi dan pendaftaran kekayaan intelektual, serta pengembangan jejaring yang meliputi pasar, pelaku bisnis, asosiasi industri, perbankan, lembaga penyedia teknologi, perguruan tinggi dan investor guna menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing.

Sumber : Kementerian Perindustrian

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *